Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Penyiram Jamur Otomatis terhadap Produktivitas dan Peningkatan Profit UMKM Jamur Tiram
Abstract
AbstrakIndonesia tergabung dalam AFTA (Asean Free Trade Area)atau kawasan bebas perdagangan ASEAN. Dengan banyaknya jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja, tentu sektor ini sangat perlu dioptimalkan. Salahsatunyaialah UMKM yang bergerak dibidangbudidaya jamur tiram. Abdisobar dkk (2014)menyatakan bahwa permintaan jamur tiramsangat besar dan peluang pasar setiaptahun berkisar antara 1.164 ton/tahun sampaidengan 2.341 ton/tahun. Namun, untuk mengoptimalkan usaha budidaya jamur tiram, masih terdapat kendalabagi petani ataupun UMKM. Kendala yang dihadapi adalah penanganan suhu dan kelembapan terutama saat musim kemarau dimana udara di lingkungan memiliki suhu yang tinggi dan kering sehingga menyebabkan produksi jamurtiram mengalami penurunan bahkan mati (Cahyana YA, 2009). Begitu pula dengan mitra tempat penulis melakukan penelitian di tempat pembudidaya jamur tiram di Desa Geneng, Prambanan, Klaten milik Ingge Cahyadi yang hanya mampu panen sekitar 3-4Kg/1000 baglog setiap harinya pada musim kemarau dengan suhu berkisar27°C-31°C sehingga menyebabkan penurunan profit. Berdasarkan hal tersebut,kumbung jamur tiram memerlukan alat penyiram jamur otomatis yang dapat mengoptimalkan suhu dan kelembaban. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.Hasil yang dicapai adalah analisis pengaruh implementasi alat penyiram jamur otomatis terhadap produktivitas dan peningkatan profit UMKM Jamur Tiram. Kesimpulan pada penelitian ini adalah implementasi alat penyiram jamur otomatis dapat meningkatkan produktivitas jamur sebanyak 34,51% dan memberikan peningkatan pendapatan atau profit kepada UMKM Jamur Tiram sebesar Rp.20.860/hari.
Abstract
Indonesia is a part of the AFTA (Asean Free Trade Area). With the large number of micro, small and medium enterprises (MSME) in Indonesia and their ability to absorb labor, this sector really needs to be optimized.Abdisobar et al (2014) stated that the demand for oyster mushrooms is very large and market opportunities each year range from 1,164 to 2,341 tons / year.However,there is still a problem to optimize the cultivation of oyster mushrooms. It is the handling of temperature and humidity, especially during the dry season where the air in the environment is high and dry, causing the production of oyster mushrooms to decrease and even die (Cahyana YA, 2009).The same thing happened with the author partner where researchconducted at the oyster mushroom cultivator in the Geneng village, Prambanan, Klaten owned by Ingge Cahyadi which was only able to harvest around 3-4Kg / 1000 baglog every day in the dry season with temperatures ranging from 27°C-31°C.Based on this problems, the oyster mushroom house requires an automatic mushroom sprinkler that can optimize temperature and humidity.The research used is experimental research. The result achieved is an effect analysis of implementing an automatic mushroom sprinkler on productivity effect and increasing the profit of Oyster Mushroom MSME.. The conclusion of this study is that the implementation of automatic mushroom sprinklers can increase mushroom productivity by 34.51% and provide an increase in income or profit to Oyster Mushroom MSME by Rp. 20,860/day.